Siklus Hidup Bisnis
Suatu perusahaan memiliki siklusnya masing masing, ada yang sedang bertumbuh, sedang merintis, ada yang sudah stabil maupun ada yang sedang di fase penurunan. Hal ini lazim, dikarenakan suatu bisnis memiliki periode keemasan masing masing serta diperlukannya inovasi dalam memenuhi kebutuhan konsumen, Apabila tidak? Maka bisnis itu akan hilang dengan sendirinya.
Hal ini dapat dijelaskan melalui sebuah teori yang bernama Buisness Life Cycle. Teori ini mulai dikenalkan pada tahun 1950 oleh Kenneth Boulding, Seorang Ekonom dari Amerika. Konsep awalnya memiliki nama Organizational Life Cycle dengan tiga fase dalam berbisnis. Tiga fase tersebut ialah: Birth, Youth dan Survival.
Namun kita tidak akan membicarakan itu, Kita akan berfokus pada versi pengembangannya. Kita bisa melihat Siklus Hidup Bisnis ini dalam tiga variable yang berbeda. Yaitu, Variable Penjualan (sales), Variable Aliran kas (Cash) dan Variable Keuntungan (Profit) serta dapat dibagi menjadi lima waktu berbeda. Yaitu, Fase peluncuran (Launch), Fase pengembangan (Growth), Fase konsolidasi (Shakeout), Fase kestabilan (Maturity) dan fase penurunan (Decline).
Sumber : corporatefinanceinstitute.com
Gambar diatas merupakan kurva dari teori siklus hidup bisnis. Secara sekilas, Kurva ini memiliki kecenderungan meningkat dengan penurunan di akhir akhir fase. Kenapa hal ini dapat terjadi? Berikut penjelasannya.
Fase Peluncuran (Launch)
Dalam fase ini, suatu bisnis baru memulai perjalannnya. Atau dapat dikatakan sebagai start-up company. Pada fase awal perjalanan bisnis yang dibutuhkan ialah perhatian masyarakat terhadap produk yang dijual. Salah satu caranya ialah dengan mengiklankan produk, Mempromosikan atau membuat komunitas terhadap produk terkait.
Maka dari itu, pada fase awal ini aliran kas perusahaan ada di bawah keuntungan yang diraih dan masih dalam kedaan minus Serta penjualan belum mengalami peningkatan yang signifikan, dikarenakan dana yang ada masih digunakan untuk mengenalkan produk ke masyarakat. Hal ini dapat kita lihat pada kurva diatas. Ketika baru memulai bisnisnya, garis cash dan profit turun kebawah serta garis sales meningkat tipis.
Fase Pertumbuhan (Growth)
Dalam fase ini, produk dalam suatu bisnis sudah mulai dikenal oleh banyak konsumen dan produk yang dihasilkan sudah berhasil menjawab permasalahan masyarakat yang ada. Dengan begitu, suatu bisnis sudah semakin mudah dalam melakukan marketing dan penjualannya.
Dalam fase ini, Bisnis mengalami pertumbuhan yang signifikan, yang dimana penjualan produknya mengalami peningkatan tajam serta Pendapatan dan aliran kasnya membaik.
Fase konsolidasi (shakeout)
Dalam fase ini, suatu bisnis berada pada antara masa stabil dan pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan adanya pesaing dalam bisnis yang menyebabkan penjualan mulai melambat serta pendapatan mulai menurun akan tetapi aliran kas tetap bertumbuh
Fase konsolidasi ini sangat penting untuk membuktikan apakah perusahaan ini dapat stabil atau bankrut. Maka dari itu, diperlukannya inovasi produk, inovasi dalam menjual produk atau sejenisnya supaya dapat bertahan dalam pesaingan.
Fase Kestabilan (Maturity)
Dalam fase ini, Bisnis masuk dalam keadaan stabil dan berada pada posisi puncaknya. Hal ini ditandai dengan produk yang diberikan oleh suatu bisnis sudah menjadi kebutuhan umum oleh konsumen. Pada fase ini pula kegiatan mempromosikan dan memasarkan produk sudah mulai dikurangi dan berpindah ke bagian lainnya.
Hal ini ditandai dengan sudah melandainya penjualan produk dan aliran kas pada suatu bisnis, serta sudah menurun pendapatan yang didapat oleh suatu bisnis. Maka dari itu, inovasi produk maupun aksi korporasi sangat dibutuhkan dalam perusahaan yang sudah masuk pada masa stabil.
Fase Penurunan (Decline)
Dalam fase ini suatu bisnis sudah mulai kehilangan keunggulan komperatifnya dikarenakan konsumen sudah memiliki masalah baru yang tidak bisa dijawab oleh produk yang dihasilkan perusahaan dan dibutuhkannya inovasi yang dapat menyesuaikan keadaan perusahaan terhadap kondisi pasar.
Hal ini ditandai dengan sudah menurunnya penjualan, pendapatan dan aliran kasnya. Apabila perusahaan tidak dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi maka akibatnya perusahaan tersebut akan hilang dengan sendirinya
Siklus ini sangat penting apabila kita ingin menginvestasikan uang kita ke perusahaan yang tepat. Dikarenakan siklus ini digunakan untuk menentukan sejauh mana bisnis kita berjalan dan akan sebesar apa bisnis kita berkembang.
Sebagai investor alangkah lebih baik apabila kita dapat menanamkan bisnis kita ke perusahaan yang sedang tumbuh. Dikarenakan potensi untuk mendapatkan keuntungan akan jauh lebih besar daripada apabila kita menanamkan uang kita di persuahaan yang sudah masuk fase stabil atau fase konsolidasi.
Alangkah lebih baik lagi apabila kita dapat mempraktekan teorinya di kehidupan sehari hari. Teori sudah tau, sekarang implementasi yang dibutuhkan supaya kita dapat menginvestasikan uang kita pada perusahaan yang tepat